followers

Rabu, 01 Januari 2014

perempuan bersahabat dengan laki-laki ????


  ehem,,,ehem,,,
buat kalian para cewek-cewek pasti pernah punya temen cowok yakan ??
kita bersahabat itu adil buat semuanya, kita gak milih2 teman, but dalam islam dibolehkan gak ya ???
kali ini muncul pertanyaan seperti ini dalam my heart , ( ceilehh bahasanya mbak)

kita bisa aja bergaul, bercanda , akrab , deket bingits malah sama temen cowok kita, padahal bukan muhrim/mahram tuh!! ,  buat cewek kyk aku yg pake hijab , merasa masih sumpah mati aku jadi penasaran...( nyanyi dulu ya) ....boleh gk sih dalam islam , cewek sama cowok itu berteman ??

nah , kali ini aku mau ngepost buat kalian yg kepo kyk aku nih,,
bukan apa-apasih, cumankan kita itu harus tau, bagaimanapun , ia gak sih ( yg setuju angkat tangan dong, tapi jgn tinggi2 ya) hahahah garing bingits loe ta,,,,

okay ini dia,,,

Bolehkah Lelaki Dan Wanita Bersahabat


gambar hiasan



LELAKI SEBAGAI LELAKI, WANITA SEBAGAI WANITA

Kedua-dua lelaki dan wanita, hidup sebagaimana yang ditetapkan ke atas mereka. Lelaki cenderung menjadi gagah dan kuat fisiknya, manakala wanita cenderung menjadi lembut dan anggun . Lelaki sampai kiamat tidak akan boleh mengandung atau melahirkan. Wanita pula pasti akan didatangi haid dan sebagainya.
Mereka, lelaki dan wanita, hidup sebagai diri mereka. Satu sama lain tidak boleh menukar keistimewaan diri masing-masing walaupun kedua-duanya mau.
Islam, sebagai satu cara hidup yang paling sempurna dan sesuai untuk semua manusia, tidak hanya berbicara perihal solat dan zakat. Bahkan Islam juga membicarakan tentang bab mu’amalat yaitu hubungan sesama manusia. Termasuk juga perbincangan tentang perhubungan antara lelaki dan wanita.

Apabila lelaki dan wanita hidup sebagai diri masing-masing, maka di sana ada etika tertentu yang perlu mereka patuhi dan ikuti jika mau berhubung sesama mereka. Sungguh Allah itu tidak zalim dan kejam, sehingga menyekat manusia wanita dan  lelaki untuk hidup serta bergaul sesama mereka saja,

Salah faham seperti ini, kerapkali menjadikan wanita sebagai mangsa, sehingga pergerakan mereka terbatas dan sudut pandang mereka menjadi sempit. Hakikatnya, mangsa yang sebenar bukanlah wanita sebaliknya Islam itu sendiri ditohmah sebagai puncak dari masalah tersebut.

PERGAULAN DAN PERSAHABATAN

Secara dasarnya, kedua-dua lelaki dan wanita tidak dilarang untuk memajukan diri mereka dalam apa saja aspek yang mereka geluti. Tidak ada istilah hanya lelaki boleh maju, wanita perlu duduk di rumah. Islam itu prinsipnya bukan menyekat, sebaliknya memberi saluran dan alternatif.

contohnya kehidupan di kampus atau disekolah, kerja di pejabat maupun turun memberi sumbangan pada masyarakat. Manusia yang bertemu ini, bukan hanya sesama mereka saja, sebaliknya lelaki pasti akan bertemu wanita, dan wanita pula akan bertemu lelaki.

Islam tidak menghalang perkara tersebut.
Tidak haram lelaki bertemu wanita dalam satu-satu lapangan kerja, begitu juga wanita tidak haram bertemu lelaki. Mereka boleh berhubungan, bergaul dan bekerja bersama-sama.
Cuma, Islam menyalurkan manusia dengan etika yang betul. Etika inilah yang akan menjadikan pergaulan serta perhubungan tadi selamat, bukan hanya di dunia bahkan hingga ke akhirat. Antara etika yang Islam tetapkan adalah menjaga pandangan.

 Apa yang penting, tersirat satu hikmah besar di sebalik arahan Allah supaya lelaki jangan memandang wanita dan wanita jangan memandang lelaki.
( jadi kalo jalan, pandang bawah aja ya kita ???)
Bukan.
Menundukkan pandangan maksudnya jangan pandang tanpa ada keperluan untuk pandang. Jangan pandang dengan nafsu. Jangan pandang dengan keinginan tertentu. Jangan pandang tempat-tempat tertentu.
Jangan dan jangan ini, untuk kebaikan manusia sendiri. Apabila suka pandang- memandang, dari mata jatuhlah ke hati. Salah. Dari mata jatuhlah ke NAFSU. Timbullah keinginan-keinginan tertentu. Akhirnya bila bertemu jalan buntu, zinalah menjadi jalan keluar paling mudah.
Itu baru satu etika.

Banyak lagi etika lain yang Islam wajibkan untuk patuh dalam pergaulan lelaki dan wanita.
Antara lain :
1. Jangan berdua-duaan
2. Jangan letakkan diri dalam keadaan yang mengundang fitnah
3. Jangan bertepuk tampar, bersentuh-sentuhan, berpegangan tangan
4. Jangan bermain soal hati
5. Jangan bergaul dengan lawan jenis, seperti bergaul sesama jenis
6. Jangan terlalu rapat sehingga semua benda boleh ‘open’
7. Jangan berkerjasama dalam perkara maksiat
8. Dan banyak lagi ‘jangan’ yang lain.

JADI, BOLEHKAH BERSAHABAT LELAKI DAN WANITA?

Sebelum dijawab,  antara istilah ‘sahabat’ dan ‘kawan’ ada pengertian umum.
 Kawan atau rekan atau kenalan, sifatnya tidak terlalu rapat.
Tapi istilah ‘sahabat’ menampakkan keakraban dan mungkin juga kemesraan.
Tak mengapa, itu isu istilah. Kita tidak mau berbicara tentang istilah, tetapi mau memfokuskan kepada apa yang diistilahkan. Kaedah Fiqih menyebutkan : ” Hukum dikira kepada apa yang dinamakan, bukannya pada nama “. Maknanya, kalau arak ditukar nama menjadi soya sekalipun, hukumnya tetap haram.
Begitu juga bab bersahabat atau berkawan dengan berlainan jenis.

Mudahnya, mari kita sama-sama fahami prinsip asas yang digariskan Islam :

1. Lelaki dan wanita berbeda terciptanya. Bersentuh tangan atau duduk dekat-dekat sesama jenis, tidak sama dengan bersentuh tangan atau duduk rapat-rapat dengan berbeda jenis.  Oleh itu, Islam mengharamkan sentuh menyentuh, pegang memegang, tepuk menepuk, dakap mendakap dan yang sewaktu dengannya oleh manusia yang berbeda jenis – kecuali setelah menikah.

2. Bersahabat harus ada tujuannya. Dan tujuan yang dibenarkan dalam Islam adalah tujuan yang membawa kepada Al-Birr (kebaikan) dan At-Taqwa (ketaqwaan). Sebagaimana Firman Allah ta’ala dalam Surah Al-Maaidah :
” dan hendaklah kamu sekalian bertolong-tolong dalam perkara kebaikan dan ketaqwaan , dan janganlah kamu sekalian bertolog-tolong dalam perkara maksiat dan permusuhan “
Jadi, kalau bersahabat atas dasar taqwa dan kebaikan, caranya juga mestilah ada ciri-ciri orang bertaqwa dan orang yang membawa kebaikan. Orang bertaqwa tidak akan sembrono saja bergaul dengan bukan mahramnya. Dia pasti akan memelihara adab dan perilakunya. Begitu juga, tujuan yang sama-sama diusahakan juga tentulah yang menuju kepada Allah, seumpama dalam satu kelompok keagamaan.

3. Batasan sesama bukan mahram. Atas nama apa sekalipun, jika hakikatnya mereka bukan mahram, maka hukumnya tetap haram jika batasan pergaulan dilanggar. maksudnya, walaupun kita adalah sahabat / rekan berbeda jenis, tidak berarti mereka boleh sampai ke tahap saudara kandung kita. Prinsipnya tetap sama. Justru, selagi batas perhubungan sesama bukan mahram tidak dilanggar, maka persahabatan itu tidak salah.

ATAS NAMA KAWAN / SAHABAT?

Mereka keluar berdua, makan-makan dan duduk di atas bukit. Ambil angin katanya. Bila ditanya, mereka jawab : ” kami hanya kawan biasa. Kebetulan dia ada masalah, mau cari tempat curhat, jadi saya luangkan waktu. Lagipun, kami masing-masing udah ada yang punya jugak,,, “.

 Bercouple itu menjadi haram bukan kerana namanya couple atau semata kerana isu ‘aku cinta kau, kau cinta aku’. Couple menjadi haram guys, kerana wujudnya gejala berdua-duaan, berbicara dari hati ke hati tanpa ada batasan dan sebagainya. Jadi, jika terjadi hal seperti itu, tak mau tau itu  ‘kawan’ atau, ‘sahabat’ ataupun ‘couple’ , hukumnya tetap adalah haram. Ia termasuk dalam kategori khalwat dan mukaddimah zina.


BAGAIMANA YANG BOLEH?

Coba lihat di mana kita berada.
Kalau dalam situasi kita di sekolah, kita tentu punya teman satu sekolah atau sekelas. Mungkin terlibat dalam program, kerja sama dan sebagainya. Maka kita boleh saja menganggap ‘muslimin itu sahabat saya’ atau ‘muslimat itu kawan saya’. Bahkan ia berpahala jika disandarkan kepada firman Allah : Sesungguhnya setiap mukmin itu bersaudara.

Tetapi, menganggap mereka sebagai sahabat atau kawan, tidak berarti kita boleh ‘masuk’ ke dalam kehidupan mereka seperti kita masuk ke dalam kehidupan sesama kita. Maka, undang-undang pergaulan sangatlah perlu untuk dijaga.
Kalau dalam contoh bekerja pula. Katakan kita sebagai wanita, dan ketua kita adalah lelaki. Masing-masing boleh menganggap sesama sendiri sebagai sahabat. Tetapi jika berhubung, perbincangan hanyalah tentang hal-hal kerja saja. Selagi mana topiknya tidak tersasar, ia tidak menjadikan kita salah. Kita akan menjadi salah, apabila topik sedikit demi sedikit beralih dari hal kerja kepada hal pribadi, dari satu jam kepada berjam-jam, dari duduk jadi bergayut dan sebagainya.
Justru, yang boleh tetap boleh, selagi mana tidak diresapi unsur-unsur yang menjadikannya sebagai tidak boleh.

KESIMPULAN

  guys, aku dapat menarik kesimpulan, bahwa lelaki atau perempuan itu tidak dilarang dalam islam untuk bersahabat, tapi kita harus menjaga perilaku, tatapan mata kita, cara bicara kita, harus semua itu dijaga, dan kita gak boleh memperlaukan kawan cowok kita sama kyk kwan cewek kita...
  tak ada saahnya kita berteman dengan lawan jenis , tapi kalo kita udah ngelanggar semua yang ditentukan oleh allah, maka persahabatan kita itu jadinya haram.... naudzubillahhiminzhaliq

jadi, kita berteman yg sewajarnya saja ya guys....
jgn seperti udah kyk sahabat cewek kita aja, curhat, peluklah, peganganlah, sama kawan cowok kita,, walaupun kita nganggap dia sahabat. tapi guys, dimata allah itu semua haram, dan berlakulah dosa untuk itu...

semoga kita dijauhkan dari hal yang dilarang oleh allah. SWT. aminnn

okey dokkey itu dia, semoga bermanfaat untuk kita semua
wassalam
D.R

Tidak ada komentar:

Posting Komentar